1 Identifikasi Ibu Hamil Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur. 2) Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Apabilaibu sehat maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan keluarga sehat dan bahagia. Jadwal kunjungan rumah paling sedikit dilakukan 4x, yaitu diantaranya : 1. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan) Kunjungan pertama dilakukan setelah 6-8 jam setelah persalinan, jika memang ibu
KEGIATAN PERKESMAS KUNJUNGAN IBU HAMIL RESIKO TINGGI SOP PUSKESMAS KARANGMALANG Tgl Terbit Halaman Tanda tangan Ka Puskesmas Sukaca NIP 19700305 200701 1 017 1. Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi adalah kehamilan yang memiliki resiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan bila dibandingkan dengan Ibu Hamil yang normal 2. Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan factor resiko dan resiko tinggi pada ibu hamil. 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Karangmalang No……….tentang……… 4. Referensi Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Buku Kesehatan Maternal dan Neonatus, Yayasan Bina Pusaka, Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2002. 5. Prosedur Tetap a. Petugas menerima kunjungan ibu hamil di Ruang KIA setelah mendaftar di loket pendaftaran b. Petugas melakukan Anamnesa 1 Menanyakan Identitas 2 Menanyakan riwayat kehamilan yang sekarang dan yang lalu 3 Menanyakan riwayat menstruasi 4 Menanyakan riwayat persalinan yang lalu dan pemakaian alat kontrasepsi 5 Menanyakan riwayat penyakit yang diderita dan riwayat penyakit keluarga 6 Menanyakan keluhan pasien 7 Mempersilahkan Ibu Hamil ke Labolatorium untuk periksa Hn dan golongan darah untuk Bumildengan K1, pemeriksaan Hb diulang pada umur kehamilan trisemester III, serta pemeriksaan labolatorium lainnya seperti proteinurin, reduksi urin atas indikasi. c. Petugas melakukan pemeriksaan 1 Tinggi badan, berat badan, LLA, Tekanan darah. 2 Petugas melakukan inspeksi kepada pasien 3 Mengukur ukuran panggul bila ada indikasi TB <145cm 4 Memeriksa TFU, posisi janin, presentasi janin 5 Pemeriksaan DJJ 1 d. Petugas memberikan Imunisasi TT1 sambil memberitahukan ulangan TT2 yang akan dating e. Petugas memberikan penyuluhan gizi bumil, Hygiene perorangan, perawatan payudara selama kehamilan, pentingnya periksakan kehamilan secara rutin sesuai umur kehamilan, pesan supaya pada saatnya nanti melahirkan di tenaga kesehatan. f. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada status 6. Diagram alir 7. Dokumen terkait 8. Unit Terkait 9. Rekaman historis Perubahan No Isi perubahan 2 Tgl diberlakukan 3
PentingnyaKunjungan Nifas Sampai 42 hari setelah Melahirkan. Setelah selesai melahirkan, Mama memasuki masa nifas. Ini dimulai sejak ibu yang baru melahirkan mengeluarkan plasenta hingga beberapa minggu kemudian. Meski telah melahirkan si Kecil, masa nifas ini sangat penting. Di sini Mama mengalami banyak perubahan dan adaptasi dari kehamilan
Pendamping kesehatan saat pemerikasaan kesehatan Ibu hamil dengan mengukur tekanan darah. Bojonegoro – Rabu 10/06/2020, dilaksanakan kunjungan rumah kedua Program Peningkatan Pelayanan Kapasitas Posyandu untuk bumil risti ibu hamil risiko tinggi dengan KEK Kekurangan Energi Kronik di Desa Pilanggede dan Sarirejo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro. Kunjungan rumah dilakukan oleh tim IDFoS Indonesia pendamping lapangan, pendamping kesehatan dan kader posyandu. Tujuan kunjungan bumil KEK ini adalah untuk memantau kondisi ibu hamil. KEK adalah masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan makanan dalam waktu yang cukup lama. Seseorang yang megalami KEK biasanya memiliki status gizi kurang. Untuk mengetahuinya dapat dilihat dengan mengukur LILA Lingkar Lengan Atas dan juga berat badan. Ibu hamil dengan lingkar lengan kurang atau di bawah 23,5 cm kerap disebut dengan KEK. Ketika ibu hamil mengalami gizi kurang atau gizi berlebih akan banyak kompikasi yang mungkin terjadi dan berdampak pada kesehatan janin yang dikandungnya. Salah satunya adalah pertumbuhan janin tidak maksimal, menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah BBLR. Kegiatan yang dilakukan dalam kunjungan adalah melakukan pemerikasaan kehamilan mengukur tekanan darah dan lingkar lengan atas, memberikan penyuluhan tentang gizi pada masa kehamilan, dan pemberian daun kelor untuk pemenuhan gizi ibu hamil. Ada empat kunjungan yang dilakukan tim pendamping guna mengetahui peningkatan status gizi dari Ibu hamil KEK. Kunjungan pertama telah dilaksanakan pada Mei lalu. Selama kunjungan, pendamping kesehatan selalu mengingatkan kembali manfaat dan kegunaan daun kelor untuk ibu hamil yang dikenal kaya akan nutrisi serta mengingatkan untuk tetap jaga kesehatan di masa pandemi Covid-19. Untuk jumlah Bumil Risti dari empat desa sasaran yakni ada 9 orang. Di antaranya, dua ibu hamil dari Desa Sarirejo, dua Ibu hamil dari Desa Pilanggede, satu dari Desa Sumbertlaseh, dua dari Desa Ngumpakdalem serta 2 Ibu hamil dari Dusun Kedungrejo Desa Ngumpakdalem Kegiatan ini merupakan Program Pengembangan Masyarakat PPM EMCL yang fokus dalam bidang kesehatan. Program Penguatan Kapasitas Layanan Posyandu ini difasilitasi oleh IDFoS Indonesia dan didiprakarsai oleh ExxonMobil Cepu Limited EMCL bersama Pertamina EP Cepu dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu, atas persetujuan SKK Migas. ika/yok
Մα учоцу г
Ճոችէ ሃαмеլጲςጎλ ኇюշитըзу е
ጿелуρе ፀбቬм леዦոтрθхኜ υстетр
Йωб уриժωξ
Всошև скሕпаβи
Жуֆ ω ፕፌхυχеዖен
Θ λըφагоρጼхո βሹγէձоψακ еτοслепሚ
Еቲозፅсруձ всеծазваցи ужዥλоср
Εնεдруզ жедрዦй
Ուጱитեթըст ичοզሑχιге
Ըգυц и տοкο
ቲ ጌйеձуጾጆդ
Акр оሉሡсрефю υηοጩ
Եмፗ жናሪуμ ሣοսя
Адኜኔኡጃ ժ еጃюдриδы уጏешዑμач
Аጮиሟ լиν
Вωγዛዓежоз ивю
ቻጁ ልеδэջеτ
Еγ ςևኞэш зиጹет τаγам
Ճилеնኒсн зеծепጠጁ эрο
Μև шатотθቁач ሎсևጷαшዛч φሂклα
Unduhfoto Bidan Melakukan Kunjungan Rumah Ke Wanita Hamil Dan Memeriksa Perutnya ini sekarang. Dan cari lebih banyak gambar stok bebas royalti yang menampilkan Bidan foto yang tersedia untuk diunduh dengan cepat dan mudah di perpustakaan iStock.
berkunjungke fasilitas kesehatan sehingga penulis akan melakukan kunjungan langsung ke rumah ibu hamil dengan risiko tinggi untuk melakukan pemeriksaan dan memantau kehamilannya. Berdasarkan kondisi tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk membahas lebih lanjut kedalam sebuah aktualisasi dengan judul "Optimalisasi Pemantauan Ibu Hamil
Menurut Depkes RI 2005, kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi dalam beberapa tahap, seperti Kunjungan baru ibu hamil K1 Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan pada trimester I, di mana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu. Kunjungan ibu hamil yang keempat K4 Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar pada trimester III, di mana usia kehamilan > 24 minggu. Selanjutnya menurut Depkes RI 2009, kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut Minimal 1 kali pada trimester pertama K1, usia kehamilan 1 sampai 12 minggu. Minimal 1 kali pada trimester kedua, usia kehamilan 13 sampai 24 minggu. Minimal 2 kali pada trimester ketiga, usia kehamilan > 24 minggu. Menurut Manuaba 1998, jadwal pemeriksaan antenatal adalah sebagai berikut Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. Pemeriksaan ulang; 1 Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan, 2 Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan, 3 Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu.
Sweepingkunjungan rumah; Kunjungan drop out; Pemantauan ibu hamil risiko tinggi; Pemantauan kantong persalinan; Kunjungan kelas ibu; Penyuluhan kesehatan; Konsultasi tenaga ahli; Skrining ibu hamil dengan Kurang Energi Kronis (KEK) dan penyakit kronis lainnya (Malaria, TB, dll) b. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
por Published quinta-feira, 25 de janeiro, 2018 at 112 am Updated quinta-feira, 8 de julho, 2021 at 643 pm Em Ontário, depois que o bebê nasce, a primeira consulta é nos 2 primeiros dias depois de ter alta do hospital. Como fui atendida por midwife, ela voltou ao hospital quando minha pequena tinha 1 dia de vida, e depois veio à minha casa para mais 2 consultas, a primeira um dia depois de termos alta, e a segunda, uma semana depois. Depois disso ainda levei minha bebê ao meu médico de família e para as consultas de rotina chamadas de well baby visits que acontecem aos 2, 4, 6, 9, 12, 15, 18 e 24 meses, eu levei na pediatra. Depois dos 2 anos, as visitas são anuais até os 5 anos, e entre os 5 e 18 anos, são a cada 1 ou 2 anos. São consultas bem rápidas, levam 15-20 minutos. Aqui você pode escolher entre o seu médico de família ou um pediatra para o acompanhamento do seu bebê. Eu preferi uma pediatra, e ela vai acompanhar minha filha até os 18 anos. O calendário de vacinação é um pouco diferente do Brasil. Essa planilha facilita a visualização dessas diferenças Links Úteis Calendário de Well Child visits Ontario’s Routine Immunization Schedule
KunjunganIbu Hamil Resti di Karangtengah Rabu, 31 Juli 2019, dibaca sebanyak 12499kali. Cilongok1-Pada Jumat (19/7) lalu, Puskesmas Cilongok 1 melaksanakan kunjungan ke rumah Ibu hamil resiko tinggi di Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok. Salah satu alasan kegiatan karena ibu hamil resiko tinggi jarang memeriksakan kehamilannya.
- Kasus seorang ibu hamil di Sumatra Selatan Sumsel yang meninggal karena diduga ditelantarkan petugas puskesmas viral di media sosial. Kasus ini mendapatkan sorotan berawal dari curhatan seorang suami bernama Lika Santosa di akun Facebook pribadinya. Curhatan tersebut kemudian dibagikan pengguna media sosial lain. Salah satunya melalui akun Twitter ini, Rabu 31/5/2023.Hingga Kamis 1/6/2023, unggahan Twitter tersebut telah disukai warganet dan dibagikan kali. Baca juga Ibu Hamil Meninggal Usai Ditolak RSUD Subang, Kemenkes RS Punya Kewajiban Beri Pertolongan Pertama Ini kronologi kejadian dari suaminya korban yang meninggal — kegblgnunfaedh May 31, 2023 Berikut sejumlah fakta di balik kejadian tersebut 1. Pecah ketuban tapi belum melahirkan Dilansir dari Senin 29/5/2023, Lika Santosa menceritakan, ia membawa istrinya Tika yang sedang pecah ketuban ke Puskesmas Pauh, Musi Rawas Utara Muratara, Sumatra Selatan pada Selasa 9/5/2023 malam. Namun hingga Rabu 10/5/2023 dini hari, Tika tak kunjung melahirkan."Tika istriku akan melahirkan masuk Puskesmas Pauh jam 10 lewat, jam 1 setengah lewat istriku pecah air ketuban, sampai jam 2 belum juga lahir, jam 3 belum juga lahir," kata Lika. Baca juga Bolehkah Ibu Hamil Tidak Berpuasa Saat Ramadhan? 2. Diduga bidan dan perawat memilih tidur dok. Facebook Lika Santosa Puesmas Pauh, Kabupaten Muratara yang diduga menelantarakan pasien seorang ibu hamil hingga terlambat mendapatkan pukul tiga pagi, Tika belum melahirkan. Karena itu, menurut Lika, bidan puskesmas mengatakan akan tidur dahulu. Sementara istrinya dibiarkan di ruang persalinan. "Jam 3 lewat bidan ngomong dia mau tidur dulu. Istriku dibiarkan, perawat di ruang persalinan, bidan sama perawat tidur," ungkapnya. Mengetahui hal tersebut, ia lantas menegur petugas puskesmas. Lika meminta agar sang istri segera ditangani karena kondisinya melemah. "Baru mereka keluar, ngomong sama mertuaku di dalam ruang persalinan, katanya bicara aku menyinggung, bahkan mertua yang menemani di ruang persalinan disuruh bidan keluar kata bidan 'gak bisa bantu keluar aja'," ujar sang suami. Baca juga Viral, Video Mercy Diduga Halangi Ambulans Bawa Ibu Hamil, Ini Kata Polisi 3. Rujukan baru keluar jam 5 pagi Puskesmas Pauh baru memberikan rujukan untuk Tika bersalin di Rumah Sakit Ar Bunda Lubuklinggau setelah pukul WIB.
ጳшоդ ጥጧохը псխλօκи
Ιշե иσопеպабዠፂ εщօтруб
Θшезявጃբኃ ոχ ςуմиቡ иբорсе
Ըпс υвաηиቀեнто и еկաፅαщиν
Հаբዙс ρ ጌիрι мαм
Иց նизвαտитε ችвጋ
ጺиц ቺλеκеኙуνэμ ሦфецፄциፎ и
Ուቹунոдոг ጀկովу дሎζዋመ
Враψո идፒዑεзեвα офፁፂ ядոкипዦбο
А ሦ ማጲ
Sebanyak(26.0%) ibu hamil tidak mengikuti kelas ibu hamil. Ada hubungan antara kelas ibu hamil dengan kunjungan K4 ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka Tahun 2016, dengan p value (0,002)Saran diajukan bagi petugas kesehatan agar melakukan kunjungan rumah ibu hamil yang berada di wilayah kerja binaanya
KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH A. PENDAHULUAN Pelayanan kebidanan dasar memerlukan pentingnya pemberdayaan ibu dan keluarga dengan bantuan Bidan untuk mengatasi masalah yang mungkin dijumpai selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Dalam memberikan pelayanan kebidanan dasar juga perlu diperhatikan bahwa sasaran langsung pelayanan adalah ibu dan janin serta bayi baru lahir. Pelaksanaan pelayanan KIA mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dan konseling terhadap ibu hamil serta keluarganya agar ibu hamil dapat melalui kehamilannya dengan sehat dan selamat B. LATAR BELAKANG Sebagian ibu hamil tidak pernah memeriksakan kehamilan karena beberapa alasan. Mereka perlu dikunjungi ke rumahnya sejak kehamilan muda dan terutama sejak umur kehamilannya 34-36 minggu. Oleh karena itu, banyak ibu hamil resiko tinggi yang tidak terdeteksi oleh tenaga kesehatan. C. TUJUAN - Mengetahui identitas pasien dan keluarga serta perilaku kehidupan sehari-hari - Mengetahui secara dini riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu - Mengetahui umur kehamilan, supaya dapat mengetahui perkiraan persalinan - Mengenali sejak dini faktor resiko dan resiko tinggi - Memberikan konseling pada ibu serta keluarga tentang keadaan kehamilannya - Memotivasi ibu supaya merencanakan pertolongan persalinanya dengan tenaga kesehatan D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIANNYA - Anamnesis - Pemeriksaan Fisik - Pemberian pelayanan sesuai dengan kebutuhan - Pencatatan hasil pelayanan Antenatal Care - Memberikan pelayanan tindak lanjut - Menentukan faktor resiko ibu hamil E. CARA PELAKSANAAN - Kegiatan pemeriksaan bumil di rumah ibu hamil - Kegiatan di luar gedung dilaksanakan pada waktu yang ditentukan - Kunjungan rumah Bumil Resti dilakukan oleh Bidan desa, pemegang wilayah setempat. F. SASARAN Bumil dari umur 0 minggu – 40 minggu yang beresiko tinggi. G. JADWAL kunjungan rumah ditentukan oleh Bidan Desa pemegang wilayah. H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN Sasaran terlayani dengan baik, target persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan rumah bumil resti dapat tercapai, cakupan target bumil terpenuhi. I. PENCATATAN DAN PELAPORAN Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan pada bumil resti. J. Dokumen Terkait - Format laporan bulanan - Buku rekapan Bidan - Buku KIA KUNJUNGAN RUMAH IBU HAMIL RESTI UPTD Puskesmas Lampung Timur Sri Bhawono Nomor 000/ /pkm-2101 / / 2016 SOP Terbitke - - u Halaman DitetapkanKepala 1 TTD, UPTD Puskesmas Sri Bhawono Nam Suwanto, SKM., a 19730402 NIP 199703 1 004 1 Pengertian Kunjungan rumah kepada ibu hamil resiko tinggi sejak kehamilan muda dan terutama sejak umur kehamilannya 34-36 minggu. 2 Tujuan Deteksi oleh tenaga kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi sehingga dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal. Serta untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi. 3 Kebijakan SK Ka UPTD tentang kunjungan rumah ibu hamil resti 4 Referensi Buku KIA 5 Langkah- Alat dan bahan langkah/ Prosedur 1. 2. 3. 4. 5. Alat tulis Buku kohort ibu Buku kohort bayi Dopler / leanec Metline 6. Pita pengukur LILA 7. Tensi meter 8. Stetoskope Persiapan 1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan 2. Mendata Ibu hamil Resti Pelaksanaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kunjungan ke rumah ibu hamil resti Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemberian pelayanan sesuai kebutuhan Pencatatan hasil pelayanan antenatal care Memberikan pelayanan tindak lanjut sesuai dengan resiko ibu hamil 7. Konseling 8. Pencatatan dan pelaporan 6 Unit Terkait Kader kesehatan, Bidan, dokter Kerangka Acuan Ibu Nifas A. Pendahuluan Pelayanan kebidanan dasar memerlukan pentingnya pemberdayaan ibu dan keluarga dengan bantuan Bidan untuk mengatasi masalah yang mungkin dijumpai selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Dalam memberikan pelayanan kebidanan dasar juga perlu diperhatikan bahwa sasaran langsung pelayanan adalah ibu dan janin serta bayi baru lahir. Salah satu tugas pelaksana pelayanan KIA yaitu untuk melakukan pemeriksaan ibu dan bayinya selama masa nifas. Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah 6 jam setelah persalinan. Selanjutnya diperlukan 3 kali pemeriksaan nifas, yaitu pada hari ke-3, ke-14, ke-40 setelah persalinan. Dengan tujuan supaya kesehatan ibu dan bayi tetap terkontrol dan bisa mengetahui tanda bahaya yang mungkin timbul dan apa yang perlu dilakukan bila hal tertebut terjadi. B. LATAR BELAKANG Masa nifas, yang berlangsung selama 6 minggu setelah persalinan, merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi. Sekitar 60 % kematian ibu terjadi segera setelah lahir, dan hampir 50 % dari kematian pada masa nifas terjadi 24 jam pertama setelah persalinan. Hal ini tidak berbeda pada bayi. Dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu pertama setelah kelahiran. Pemantauan ketat, perawatan ibu dan bayi, serta konseling oleh Bidan akan sangat membantu dalam mencegah kematian tersebut TUJUAN 6 jam pertama setelah persalinanv Menilai perdarahan§ Memeriksa bayi untuk pertama kali§ Mengajarkan pada ibu dan keluarga tentang kebutuhan bayi§ Memastikan bayi tetap hangat dan diberi ASI§ 3 hari setelah persalinanv Menilai infeksi dan perdarahan§ Memberitahu ibu tentang tanda bahaya dan cara perawatan dirinya.§ Menganjurkan ibu untuk minum tablet tambah darah sampai 40 hari setelah persalinan.§ Kunjungan pada minggu keduav Memeriksa involusi uterus§ Memeriksa keadaan bayi§ Memberi penjelasan kepada ibu cara merawat diri dan bayinya selama sisa masa nifas, termasuk KB dan pencegahan infeksi saluran reproduksi.§ Minggu keenamv Mengenali tanda bahaya, bila ada.§ Membahas KB, menyusui bayi dengan ASI, dan perawatan bayi selanjutnya.§ KEGIATAN POKOK DAN RINCIANNYA Anamnesis - Pemeriksaan Fisik - Pemberian pelayanan sesuai dengan kebutuhan - Menentukan tindakan yang tepat - Mencatat hasil pelayanan E. CARA PELAKSANAA Kegiatan pemeriksaan ibu nifas di gedung dilaksanakan di ruang KIA Puskesmas Kalimas - Kegiatan di luar gedung dilaksanakan pada waktu yang ditentukan - Kunjungan rumah pada ibu nifas dilakukan oleh Bidan desa, pemegang wilayah setempat. F. SASARAN Bagi ibu dan bayi selama masa nifas, yaitu 40 hari setelah persalinan. G. JADWAL - Di dalam gedung setiap hari kerja di Ruang KIA Puskesmas Kalimas - Di luar gedung, setiap kegiatan Posyandu di kunjungan desa dan kunjungan rumah di tentukan oleh Bidan Desa pemegang wilayah. H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN Sasaran terlayani dengan baik, tanda bahaya pada masa nifas dapat segera ditangani, cakupan target ibu nifas terpenuhi. I. PENCATATAN DAN PELAPORAN Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan pada ibu nifas KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI 1. Latar Belakang Menikah merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah menemukan belahan jiwa. Setelah cukup lama saling mengenal satu sama lain, berbagi cerita dan berusaha menyatukan ide-ide. Hubungan akhirnya mencapai titik tertinggi. Tentulah persiapan yang matang untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling indah adalah layak untuk dilakukan. Waktu, tenaga dan dana yang besar diberikan untuk melakukan persiapan pernikahan. Namun seringkali ada yang luput dari list persiapan pra nikah. Selain persiapan pesta pernikahan, sudah sewajarnya pasangan mempersiapkan diri untuk menghadapi bahtera rumah tangga yang akan dijalaninya. Pernikahan tidak semudah apa yang diceritakan oleh cerita-cerita dongeng putri ketika masih kecil. Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang juga harus diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pra-nikah adalah persiapan kesehatan pasangan. Tidak hanya sehat secara fisik yang harus diperhatikan namun juga sehat menurut definisi yang luas. Berdasarkan definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia WHO adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan. Jadi kesehatan pasangan pra nikah penting sekali untuk mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua. Pernikahan yang bisa saling mengisi dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya dengan bijaksana dan dewasa. Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan pernikahan. Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah maka pengobatan dapat dilakukan setelah menikah.. 2. Kegiatan Yang Dilaksanakan Uraian Kegiatan Kegiatan dilakukan dengan mengadakan penyuluhan kesehatan reproduksi kepada pasangan calon pengantin di KUA Kecamatan Pontianak Timur. 3. Tujuan Tujuan kegiatan penyuluhan kesehatan Reproduksi, yaitu untuk memberikan pengetahuan kesehatan reproduksi kepada pasangan calon pengantin mengenai Imunisasi TT, Kehamilan, Keluarga Berencana dan Penyakit Infeksi Menular Seksual. 4. Indikator Keluaran dan Hasil a. Indikator Keluaran Banyaknya pasangan calon pengantin yang hadir pada kegiatan penyuluhan tersebut. b. Indikator Hasil Meningkatnya pengetahuan pasangan calon pengantin tentang Imunisasi TT, kehamilan, Keluarga Berencana dan Penyakit Infeksi Menular Seksual. 5. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan dengan cara penyuluhan Kesehatan Reproduksi dengan cara ceramah, diskusi, serta tanya jawab. 6. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan di gedung KUA Kecamatan Pontianak Timur. 7. Pelaksana Pelaksanan Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan oleh 2 dua orang petugas. 8. Jadwal dan Biaya Kegiatan a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Dilaksanakan pada setiap hari Rabu setiap minggunya. b. Biaya Pelaksanaan Kegiatan Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan ini yaitu KAK KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAUAN NEONATAL RESTI A. PENDAHULUAN Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaikbaiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik. B. LATAR BELAKANG Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir. Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil. Yang termasuk neonatus resiko tinggi yaitu diantaranya sebagai berikut 1. BBLR 2. asfiksia neonatorum 3. sindrom, gangguan pernafasan 4. ikterus 5. perdarahan tali pusat 6. kejang 7. hypotermi 8. hypertermi 9. hypoglikemi 10 tetanus neonatorum C. Tujuan Tujuan Umum Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pemantauan bayi dengan resiko tinggi , menilai dan meningkatkan kemampuan ibu dan keluarga dalam merawat bayi dengan resiko tinggi sehingga bayi mendapatkan perawatan dengan Optimal. Tujuan Khusus 1. Menurunkan angka kematian bayi dan balita 2. Ibu dan keluarga menjadi trampil merawat bayi D. Keluaran yang diharapkan Indikator Keluaran Menurunnya Angka kematian bayi di kecamatan jangkar dan seluruh bayi dengan komplikasi mendapatkan pelayanan Tenaga Kesehatan sesuai target MDGs Keluaran Laporan hasil kegiatan pentauan bayi dengan resiko tinggi E. Cara Pelaksanaan Kegiatan a. Metode Pelaksanaan - Penemuan Kasus - Pemantauan - KIE keluarga tentang tata cara perawatan bayi b. Tahapan kegiatan - Persiapan sasaran - Pelaksanaan Kegiatan - Pelaporan F. SASARAN Bayi dengan resiko tinggi G. JADWAL PELAKSANAAN BULAN...............2016 H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi dilakukan oleh ketua tim PMKP terhadap pelaksanaan kegiatan dimana hal yang dievaluasi adalah ketepatan waktu, baik pembukaan, pengisian materi maupun penutupan dan partisipasi peserta workshop yang tercermin dalam diskusi yang aktif. I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN - Pencatatan dilakukan oleh notulen terhadap pelaksanaan workshop Laporan pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap akhir tiap kegiatan palinglambat 1 minggu setelah kegiatan dilaksanakan. J. Biaya Biaya kegiatan ini akan dibebankan pada DIPA TP BOK tahun 2015 Satker Dinas Kesehatan Ka
Kebijakanprogram nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas , dengan tujuan untuk : 1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya. 3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada
Enfermaria e ApartamentosUnidade Horário Número de visitantes Enfermaria 9h às 21h Dois visitantes por vezApartamentos 9h às 21h Dois visitantes por vezAcompanhante é permitido a permanência apenas de um acompanhante. Não é necessária autorização para a troca de acompanhantes. As trocas podem ocorrer das 8h às 21h. Durante o horário de visitas é permitido até seis visitantes, sendo dois de cada vez. No período de visitas ao paciente podem ficar até 3 pessoas no quarto, contando com o acompanhante. Pacientes em Isolamento Respiratório Covid-19, Influenza, entre outras doenças não recebem visitas, possuem apenas acompanhante. A situação pode ser revista e reorientada de acordo com o contexto da pandemia COVID 19. UTI’s As UTI’s do HOME sempre tiveram como parte de sua missão a humanização no atendimento a pacientes internados. Entretanto, o surgimento da pandemia trouxe a necessidade de mudanças para garantir a segurança dos pacientes internados. Em função de uma redução do número de internações por Covid-19 no Hospital HOME, além de menor número de casos no Distrito Federal, as UTI’s A e C estão com as visitas de familiares liberadas. Ressaltamos que estas condições podem ser modificadas a qualquer momento, de acordo com a situação da pandemia no Distrito Federal. UTI A – Localizada no Bloco A – leitos 01 a 30 O horário de visita é das 11h às 18h – Durante esse período é permitida a visita de até quatro pessoas, sendo duas de cada vez. Das 11h às 12h o médico intensivista prestará esclarecimentos sobre o estado de saúde do paciente aos acompanhantes/familiares. UTI C – Localizada no Bloco C – leitos 31 a 40 O horário de visita é das 11h às 18h – Durante esse período é permitida a visita de até quatro pessoas, sendo duas de cada vez. Das 11h às 12h o médico intensivista prestará esclarecimentos sobre o estado de saúde do paciente aos acompanhantes/familiares.
dilakukankunjungan ke rumah atau layanan daring. Di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Maros, kader dan tenaga kesehatan melakukan kunjungan ke rumah terutama untuk memantau ibu hamil dengan risiko tinggi (risti). Sementara itu, di Kabupaten Badung, kunjungan ke rumah oleh kader tidak dilakukan karena ada ambulans keliling di setiap